Langsung ke konten utama

Hari Ini

Hari ini ku berdiam saja di rumah,

Ya... Karena memang harus wfh 

Kehendak hati mencipta sebuah karya

Apa daya belum terbiasa.          


Hari ini, ya aku memaksakan diri

Merangkai kata selagi sendiri  

Menuliskan kata demi kata

Berharap mencapai makna untuk kita. 


Kita tetap perlu beraktivitas 

Walau tempat dan waktu berbatas

Karena wabah masih ada

Kita harus senantiasa waspada








 






Komentar

  1. Semangat bu..kita sling support nggih bu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Lebih memotivasi agar tambah rajin menulis 🙏🏻

      Hapus
  2. Wah bagus bu. Setiap bait kalimatnya berima. Seneng saya membacanya 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar Pak. Memberanikan diri mempublish.🤭

      Hapus
  3. Selangkah lebih maju, ketimbang saya
    Karena blog pun, belum kupunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat Ibu... Alhamdulillah ada tempat belajar berani

      Hapus
  4. Masya Allah... Keren Bu... Saya pernah bikin, sekarang lupa lagi karena ngga pernah di gunakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Bu. Ini mau melangkah lagi. Semoga bisa lebih baik lagi.

      Hapus
  5. Wah ternyata temanku ini mempunyai bakat terpendam semangat terus untuk mengindpirasi banyak orang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Pertemuan Ke-8

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Pertemuan                 : ke-8 Gelombang                : 20 Hari, tanggal              : Rabu, 28 Juli 2021 Waktu                         : 19.00 s.d. selesai Moderator                  : Mr. Bams Nara sumber             : Thamrin Dahlan,SKM, M.Si. Tema                           : Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan   Bismillahirrahmanirrahim, Tema pelatihan menulis hari Rabu malam ini meminta perhatian lebih karena ingin memahami makna di dalamnya. Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan. Baiklah, akan lebih bermakna mengikuti slide demi slide yang dihantarkan tema kali ini.   Melihat langit malam tak berbintang Tidak, itu tidak melahirkan sedih di hati Meskipun jarak antara kita terbentang Tidakkah kita satu dalam perjumpaan ini?     Tidak seperti biasa, hari ini merupakan hari yang special karena peserta berkesempatan untuk dapat mempelajari materi dulu sebelum pelatihan menulis pertemuan ke-8 dimulai. Sesu

Resume Pertemuan ke-28

  Gelombang   : 20 Hari, tanggal : Senin, 13 September 2021 Waktu          : 19.00 s.d. selesai Moderator    : Ms. Phia Narasumber : Mudafiatun Isriyah Tema           : Pengalaman Menang Penghargaan Buku dari Perpusnas   Kebersamaan dalam Kelas Belajar menulis membuat kekuatan dalam mengeluarkan gagasan dari pikiran menjadi tulisan. Didukung dengan semangat yang senantiasa dikumandangkan oleh OmJay “Menulis setiap hari dan lihat apa yang terjadi. Dapat kita lihat dari pergerakan anggota grup yang mengirim resume melalui link blognya masing-masing setelah kelas menulis berakhir. Semangat untuk menjadi yang pertama pun menggelora, yang ditunjukkan dengan jumlah link yang dikirim secara bersamaan. Asal mula terbentuknya Grup F1. Di samping itu, beberapa anggota sudah menunjukan konsistensinya dalam menulis. Menikmati bacaan yang beragam, menambah wawasan dan motivasi. Hari ini akan mengungkap pengalaman pemenang penghargaan buku dari Puspesnas. Selepas Maghrib flyer pun hadir mengin

Tempe Goreng

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 1 siang, di dapur tampak Mama dan Tiwi sibuk menyiapkan makan siang spesial buat keluarga Om Rafly yang baru tiba di Indonesia kemarin. Di luar terdengar celoteh dan gelak para bocil terdengar. Anak-anak memang kuat, Rio dan Dimas tak lelah berkejaran dengan Salwa dan Andre. Sementara itu, Kakek dan Nenek berbincang dengan Om Rafly dan Tante Rina. Om Rafly kangen tempe, katanya. Selalu begitu, sehingga tanpa diminta pun tempe goreng menjadi bagian dari menu yang disiapkan untuk makan siang hari ini. Om bilang. Pernah juga sih beberapa kali membeli tempe di sana. Tetapi, rasanya akan berbeda bila dinikmati bersama keluarga di tanah air. Tiwi teringat sepenggal kisah tentang Khoirul Azzam terdapat dalam buku “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman. Ketika Azzam bercakap-cakap dengan Pak Ali. “Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jala