Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Bagian 4

Kami langsung berteman sejak pertama kali bertemu, kemudian ditakdirkan terdaftar di kelas yang sama dan menjadi sahabat yang saling melengkapi satu dengan yang lain. Rima anaknya keren, cantik, pintar dan memiliki banyak akal. Dia selalu tahu bila aku dalam kondisi bete atau dalam kondisi senggol bacok, istilah Rima. Dia selalu mengatakan bahwa wajah imutku ini ibarat buku yang terbuka.  "Kebaca banget". Dan itu juga jadi salah satu hiburan untuk menambah kadar beteku bila aku sedang kesal karena ada teman yang usil dan membuat suasana hatiku yang suram menjadi makin suram, dan dia bisa tertawa bahagia.  "Dian, senyum dong. Mana senyum manis manjanya?" Rima mengering geli menatap wajahku lekat. Aku cemberut. "Kok malah cemberut. Yang cemberut nanti ditemani..." "Ditemani siapa?" semburku ditambah ketus level lima. "Cieee..." Rima malah menggoda. Bikes banget. Aku diam. "Ehem. Dian kok diam" Rima pura-pura memecahkan kesunyian

Tamu yang Tak Kunjung Pulang

Ada beberapa kucing yang menjadi tamu rutin. Seringnya muncul di pagi, siang dan sore. "Kucing siapa itu Dek?" pertanyaan yang selalu kutujukan pada anakku yang sedang bermain dan bercengkrama dengan Sang Tamu baru. Dia menjawab,"Kucing yang punya rumah di sebelah situ Mah", atau "Kucingnya Adit Mah", atau bahkan "nggak tahu. Tadi dia ngikut". "Ya, udah biar main aja. Akur ya dengan penghuni di sini. Jangan berantem", begitu kara-kata yang sering kusampaikan sambil mengusap-usap kepala dan badan kucing yang bertamu. Selagi aman, kenapa tidak membiarkan mereka berada bersama teman yang lainnya. Hihihi, iya. Biarkan mereka bersilaturahmi. Kucing, ya namanya juga kucing ada kalanya ingin menunjukkan "sesuatu" pada sekitarnya. Seolah berkata "Ini aku lho! Aku yang kuat, tidak takut apapun". Ya begitu. Dia menunjukkan egonya, menggeram dan menyerang salah satu penghuni yang ada di dekatnya. "Nggggg" serunya samb

Bagian 3

 "Mau ke mana?" tanya Rima ketika aku tiba-tiba mengambil buku dan berdiri. "Ya, ke kelas lah. Bentar lagi waktu  istirahat habis. Mau kamu telat masuk pelajaran B. Inggris? Yakin, mau di sini terus?" aku jawab sambil berjalan menuju meja peminjaman buku.  "Ya, nggak lah. Mana berani aku bolos pelajaran Ms. Reni", Rima menyusulku. Setelah selesai kami pun keluar perpustakaan. "Tapi, please deh jelasin maksud kamu tadi seret aku sampai sini!" Hehehe, ternyata akhirnya ingat juga peristiwa tadi. Kirain lupa. "Pura-pura nggak ingat ah" bisik sisi usilku. "Em, emangnya ada apa?" tanyaku. "Jangan sok polos deh, nggak kena. Yang ada bikin mual". "Dih, kamu kok gitu sih? PMS ya?" Ledekku. "Kamu yang PMS". "Ya kamu dong yang PMS. Kamu kan yang marah". "Au ah. Kamu mah suka nggak jelas" "Ya udah kalo gitu kamu yang harus jelasin" pancingku. "Kok jadi aku yang mesti jelasi

Bagian 2

 "Duduk!" Rima kusuruh duduk begitu sampai di sebelah pojok Barat perpustakaan. "Tunggu bentar!" "Dian, kamu mau ke mana? Seenaknya aja tarik orang dan main tinggal begitu aja" tanya Rima agak keras. "Sttt, jangan berisik. Ini perpus Rima" aku berlaga orang yang paling tahu tentang perpus. "Diam, duduk manis dan tunggu! Nggak bakal lama kok" aku tersenyum genit sambil mengedipkan sebelah mata. "Sok cute kamu", gerutu Rina. "Jangan lama!"  Secepat kilat aku mengambil buku yang kusembunyikan kemarin.   Aku senang buku itu masih di tempatnya. Sip.  "Tara...!" Aku berseru pelan di hadapan Rima dan menyodorkan buku yang kumaksud. " Apa?" tanya Rima. "Buku" jawabku singkat. "Iya, aku tahu itu buku. Emangnya aku ngga tahu itu buku" Rima ngomel pelan.  "Emang kamu temanku yang cantik dan pintar." Rima memutar matanya bosan. Lalu diam. " Rim, kamu nggak penasaran gitu?&qu

Bagian 1

 "Rima ayo kita ke perpus. Cepetan... Aku harus pinjam buku", aku menyeret Rima dengan tarikan yang cukup kasar. "Sabar dong Dian. Bentar. Duh, ngapain sih buru-buru amat. Padahal Amat aja lagi santai noh di sana lagi ngopi" seru Dian dilanjutkan gerutuan seperti biasa. "Lagian tumben juga tiba-tiba ingat perpustakaan. Biasanya diajak juga alasannya bejibun kaya pasir di truk sana, atau kaya tumpukan buku di perpustakaan. Nggak kehitung. Mimpi apa kamu tadi malam?"  Rima tak henti-henti menggerutu sementara aku tak peduli dengan apapun kata-katanya tetap menarik tangannya. Tergesa ke arah perpustakaan. "Beneran nih ke perpus?" Rima masih meragukan kesungguhanku.  Ya. Rima memang tahu banget tentang aku, dan kesenanganku biasanya bukan di perpustakaan. Tetapi, ... "Sst, udah deh nggak perlu ngomel-ngomel kayak nenek-nenek yang kehabisan kuota mau nonton YouTube" "Eh, sorry" aku nyaris menabrak seseorang ketika menambah daya unt

Belajar Menulis Hari ini

 "Apa?" seru Rima ketika mendengar bahwa aku akan berangkat ke Ausi besok. "Tak masuk akal tiba-tiba kamu berencana pergi gitu," Rima menggelengkan kepala dengan raut yang kecewa. "Kita baru kemarin sepakat kita kuliah bareng di sini". Wajah kaku Rima dan tatap tajam seolah membelahku jadi beberapa bagian. "Kamu aktris hebat. Kemarin kita cuap-cuap merencanakan banyak hal sama-sama. Ternyata... Kamu sembunyiin hal besar ini sejak lama. Good ... Good job. Really-really good job".  Aku hanya bisa pasrah, diam dan menatap kekecewaan sahabatku yang selalu bersama sejak berseragam putih biru. Waktu yang lama untuk mengerti satu sama lain diselingi riak perbedaan dalam banyak hal dan kembali bersama setelah kami sadar bahwa persahabatan kami lebih kuat daripada membesarkan masalah yang ada.

Hari Ini

Hari ini ku berdiam saja di rumah, Ya... Karena memang harus wfh  Kehendak hati mencipta sebuah karya Apa daya belum terbiasa.           Hari ini, ya aku memaksakan diri Merangkai kata selagi sendiri   Menuliskan kata demi kata Berharap mencapai makna untuk kita.  Kita tetap perlu beraktivitas  Walau tempat dan waktu berbatas Karena wabah masih ada Kita harus senantiasa waspada  

Juni 28, 2021

 Selamat pagi, Di pagi ini ada yang ingin ditulis di sini, dan ini hanya untuk mencoba keluar dari cangkang yang menutupi diri dan keterbukaan karena kekurangan dan ketidakmampuan. Semoga lebih rajin belajar dan berbagi untuk lepas dari rasa kurang bersyukur. Sementara Dia selalu memberi anugerah.