Langsung ke konten utama

Bagian 3

 "Mau ke mana?" tanya Rima ketika aku tiba-tiba mengambil buku dan berdiri.

"Ya, ke kelas lah. Bentar lagi waktu  istirahat habis. Mau kamu telat masuk pelajaran B. Inggris? Yakin, mau di sini terus?" aku jawab sambil berjalan menuju meja peminjaman buku. 

"Ya, nggak lah. Mana berani aku bolos pelajaran Ms. Reni", Rima menyusulku. Setelah selesai kami pun keluar perpustakaan.

"Tapi, please deh jelasin maksud kamu tadi seret aku sampai sini!" Hehehe, ternyata akhirnya ingat juga peristiwa tadi. Kirain lupa. "Pura-pura nggak ingat ah" bisik sisi usilku.

"Em, emangnya ada apa?" tanyaku.

"Jangan sok polos deh, nggak kena. Yang ada bikin mual".

"Dih, kamu kok gitu sih? PMS ya?" Ledekku.

"Kamu yang PMS".

"Ya kamu dong yang PMS. Kamu kan yang marah".

"Au ah. Kamu mah suka nggak jelas"

"Ya udah kalo gitu kamu yang harus jelasin" pancingku.

"Kok jadi aku yang mesti jelasin? Kan kamu yang punya masalah".

"Kata siapa aku punya masalah? Emang tampang ceria dan manis manja aku ini terlihat ada masalah?"

"Udah yuk masuk. Ngomong sama kamu nggak akan kelar walau pengumuman kelulusan diumumkan sekarang" 

"Ya ngga mungkin cantik. Nggak mungkin kelulusan diumumin sekarang. Ujian masih 5 bulan. Sabar, waktu kita meninggalkan sekolah pasti akan tiba"

"Dian, udah. Kamu diem. Pusing aku dengerin kamu ngomong ngaco kaya gitu!" Hehehe, Rima mulai kesel. Colek lagi ah.

"Siapa yang ngaco. Kamu yang ngaco. Mana ada kelulusan sebelum ujian".

"Dian udah..... Aku jadi pusing?"

"Kamu pusing. Yuk ke UKS. Nanti aku mintain izin ke Ms. Reni."

Akhirnya aku sukses bikin Rima cemberut. Menghentakkan kaki dan pergi. Dia menuju kelas tanpa bicara sepatah katapun. Duduk dan tak menghiraukan aku yang mencoba membuat percakapan. Aku dianggap tidak ada.

Ada rasa salah menghampiri ketika melihat Rima kesal.   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Pertemuan Ke-8

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Pertemuan                 : ke-8 Gelombang                : 20 Hari, tanggal              : Rabu, 28 Juli 2021 Waktu                         : 19.00 s.d. selesai Moderator                  : Mr. Bams Nara sumber             : Thamrin Dahlan,SKM, M.Si. Tema                           : Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan   Bismillahirrahmanirrahim, Tema pelatihan menulis hari Rabu malam ini meminta perhatian lebih karena ingin memahami makna di dalamnya. Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan. Baiklah, akan lebih bermakna mengikuti slide demi slide yang dihantarkan tema kali ini.   Melihat langit malam tak berbintang Tidak, itu tidak melahirkan sedih di hati Meskipun jarak antara kita terbentang Tidakkah kita satu dalam perjumpaan ini?     Tidak seperti biasa, hari ini merupakan hari yang special karena peserta berkesempatan untuk dapat mempelajari materi dulu sebelum pelatihan menulis pertemuan ke-8 dimulai. Sesu

Resume Pertemuan ke-28

  Gelombang   : 20 Hari, tanggal : Senin, 13 September 2021 Waktu          : 19.00 s.d. selesai Moderator    : Ms. Phia Narasumber : Mudafiatun Isriyah Tema           : Pengalaman Menang Penghargaan Buku dari Perpusnas   Kebersamaan dalam Kelas Belajar menulis membuat kekuatan dalam mengeluarkan gagasan dari pikiran menjadi tulisan. Didukung dengan semangat yang senantiasa dikumandangkan oleh OmJay “Menulis setiap hari dan lihat apa yang terjadi. Dapat kita lihat dari pergerakan anggota grup yang mengirim resume melalui link blognya masing-masing setelah kelas menulis berakhir. Semangat untuk menjadi yang pertama pun menggelora, yang ditunjukkan dengan jumlah link yang dikirim secara bersamaan. Asal mula terbentuknya Grup F1. Di samping itu, beberapa anggota sudah menunjukan konsistensinya dalam menulis. Menikmati bacaan yang beragam, menambah wawasan dan motivasi. Hari ini akan mengungkap pengalaman pemenang penghargaan buku dari Puspesnas. Selepas Maghrib flyer pun hadir mengin

Tempe Goreng

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 1 siang, di dapur tampak Mama dan Tiwi sibuk menyiapkan makan siang spesial buat keluarga Om Rafly yang baru tiba di Indonesia kemarin. Di luar terdengar celoteh dan gelak para bocil terdengar. Anak-anak memang kuat, Rio dan Dimas tak lelah berkejaran dengan Salwa dan Andre. Sementara itu, Kakek dan Nenek berbincang dengan Om Rafly dan Tante Rina. Om Rafly kangen tempe, katanya. Selalu begitu, sehingga tanpa diminta pun tempe goreng menjadi bagian dari menu yang disiapkan untuk makan siang hari ini. Om bilang. Pernah juga sih beberapa kali membeli tempe di sana. Tetapi, rasanya akan berbeda bila dinikmati bersama keluarga di tanah air. Tiwi teringat sepenggal kisah tentang Khoirul Azzam terdapat dalam buku “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman. Ketika Azzam bercakap-cakap dengan Pak Ali. “Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jala