"Mau ke mana?" tanya Rima ketika aku tiba-tiba mengambil buku dan berdiri.
"Ya, ke kelas lah. Bentar lagi waktu istirahat habis. Mau kamu telat masuk pelajaran B. Inggris? Yakin, mau di sini terus?" aku jawab sambil berjalan menuju meja peminjaman buku.
"Ya, nggak lah. Mana berani aku bolos pelajaran Ms. Reni", Rima menyusulku. Setelah selesai kami pun keluar perpustakaan.
"Tapi, please deh jelasin maksud kamu tadi seret aku sampai sini!" Hehehe, ternyata akhirnya ingat juga peristiwa tadi. Kirain lupa. "Pura-pura nggak ingat ah" bisik sisi usilku.
"Em, emangnya ada apa?" tanyaku.
"Jangan sok polos deh, nggak kena. Yang ada bikin mual".
"Dih, kamu kok gitu sih? PMS ya?" Ledekku.
"Kamu yang PMS".
"Ya kamu dong yang PMS. Kamu kan yang marah".
"Au ah. Kamu mah suka nggak jelas"
"Ya udah kalo gitu kamu yang harus jelasin" pancingku.
"Kok jadi aku yang mesti jelasin? Kan kamu yang punya masalah".
"Kata siapa aku punya masalah? Emang tampang ceria dan manis manja aku ini terlihat ada masalah?"
"Udah yuk masuk. Ngomong sama kamu nggak akan kelar walau pengumuman kelulusan diumumkan sekarang"
"Ya ngga mungkin cantik. Nggak mungkin kelulusan diumumin sekarang. Ujian masih 5 bulan. Sabar, waktu kita meninggalkan sekolah pasti akan tiba"
"Dian, udah. Kamu diem. Pusing aku dengerin kamu ngomong ngaco kaya gitu!" Hehehe, Rima mulai kesel. Colek lagi ah.
"Siapa yang ngaco. Kamu yang ngaco. Mana ada kelulusan sebelum ujian".
"Dian udah..... Aku jadi pusing?"
"Kamu pusing. Yuk ke UKS. Nanti aku mintain izin ke Ms. Reni."
Akhirnya aku sukses bikin Rima cemberut. Menghentakkan kaki dan pergi. Dia menuju kelas tanpa bicara sepatah katapun. Duduk dan tak menghiraukan aku yang mencoba membuat percakapan. Aku dianggap tidak ada.
Ada rasa salah menghampiri ketika melihat Rima kesal.
Komentar
Posting Komentar