"Rima ayo kita ke perpus. Cepetan... Aku harus pinjam buku", aku menyeret Rima dengan tarikan yang cukup kasar.
"Sabar dong Dian. Bentar. Duh, ngapain sih buru-buru amat. Padahal Amat aja lagi santai noh di sana lagi ngopi" seru Dian dilanjutkan gerutuan seperti biasa.
"Lagian tumben juga tiba-tiba ingat perpustakaan. Biasanya diajak juga alasannya bejibun kaya pasir di truk sana, atau kaya tumpukan buku di perpustakaan. Nggak kehitung. Mimpi apa kamu tadi malam?"
Rima tak henti-henti menggerutu sementara aku tak peduli dengan apapun kata-katanya tetap menarik tangannya. Tergesa ke arah perpustakaan.
"Beneran nih ke perpus?" Rima masih meragukan kesungguhanku.
Ya. Rima memang tahu banget tentang aku, dan kesenanganku biasanya bukan di perpustakaan. Tetapi, ...
"Sst, udah deh nggak perlu ngomel-ngomel kayak nenek-nenek yang kehabisan kuota mau nonton YouTube"
"Eh, sorry" aku nyaris menabrak seseorang ketika menambah daya untuk menarik tubuh Rima yang tidak mendukung misiku sampai ke perpustakaan. Ini tinggal dua belokan lagi.
Dengan semangat 2018 aku tetap berderap dan menarik teman cantikku menuju tempat yang ditargetkan.
Komentar
Posting Komentar