"Apa?" seru Rima ketika mendengar bahwa aku akan berangkat ke Ausi besok.
"Tak masuk akal tiba-tiba kamu berencana pergi gitu," Rima menggelengkan kepala dengan raut yang kecewa.
"Kita baru kemarin sepakat kita kuliah bareng di sini". Wajah kaku Rima dan tatap tajam seolah membelahku jadi beberapa bagian.
"Kamu aktris hebat. Kemarin kita cuap-cuap merencanakan banyak hal sama-sama. Ternyata... Kamu sembunyiin hal besar ini sejak lama. Good ... Good job. Really-really good job".
Aku hanya bisa pasrah, diam dan menatap kekecewaan sahabatku yang selalu bersama sejak berseragam putih biru. Waktu yang lama untuk mengerti satu sama lain diselingi riak perbedaan dalam banyak hal dan kembali bersama setelah kami sadar bahwa persahabatan kami lebih kuat daripada membesarkan masalah yang ada.
Lanjuut Bu Dwi 🥰🥰
BalasHapusIya maunya 🤭. Itu bisa jadi prolog ya....😳
HapusSelamat pagi bun Dwi..🙏
BalasHapusAwal kisah yang bagus...saya menyimak...🤩
Pagi. Terima kasih. Ingin dilanjutkan. Semoga Ilham rajin datang🤭☺️
HapusLanjutkan Bu Dwi, luar biasa
BalasHapusWah 🤩🤩🤩 lanjut Miss
BalasHapusNext Buu... Inspire still..
BalasHapus