"Duduk!" Rima kusuruh duduk begitu sampai di sebelah pojok Barat perpustakaan.
"Tunggu bentar!"
"Dian, kamu mau ke mana? Seenaknya aja tarik orang dan main tinggal begitu aja" tanya Rima agak keras.
"Sttt, jangan berisik. Ini perpus Rima" aku berlaga orang yang paling tahu tentang perpus.
"Diam, duduk manis dan tunggu! Nggak bakal lama kok" aku tersenyum genit sambil mengedipkan sebelah mata.
"Sok cute kamu", gerutu Rina. "Jangan lama!"
Secepat kilat aku mengambil buku yang kusembunyikan kemarin.
Aku senang buku itu masih di tempatnya. Sip.
"Tara...!" Aku berseru pelan di hadapan Rima dan menyodorkan buku yang kumaksud.
" Apa?" tanya Rima.
"Buku" jawabku singkat.
"Iya, aku tahu itu buku. Emangnya aku ngga tahu itu buku" Rima ngomel pelan.
"Emang kamu temanku yang cantik dan pintar." Rima memutar matanya bosan. Lalu diam.
" Rim, kamu nggak penasaran gitu?" tanyaku melihat Rima malah diam.
"Au" jawabnya bete, dan jelas bsnget "kayak" nggak peduli. Tapi aku tahu sebenarnya dia lagi nunggu apa yang mau kubicarakan.
"Bener nih nggak mau tahu? Atau mau tahu?" godaku. Rima bergeming. Rima tidak bisa memainkan hpnya karena hpnya pasti masih di tasnya ketika aku tarik dia dengan paksa dari kelas menuju perpustakaan.
Aku senang sekali karena dia tidak bisa pura-pura acuh dengan bergelut dengan hp kalau dia enggan mendengar kata-kataku. Aku senang sekali. Aku tersenyum menang.
"Ngapain senyum-senyum, mirip yang di pengkolan", kata Rima jutek.
Senyumku lebih lebar sekarang Rima masuk pancinganku.
"Tuh bener. Tambah mirip". Eh, kok malah ngatain sih. Bikes aja nih orang. Tapi aku coba tidak terpancing. Kan yang pertama mancing kan aku. Masa aku harus terpancing.
"Atau kamu udah jadian sama yang di pengkolan itu?" tanya Rima sok perhatian.
"Jadi kapan traktirannya?" Ih bener deh nih teman nggak ada manis-manisnya. Malah ngata-ngatain seenaknya.
"Ririn cantik. Bukan aku yang jadian sama yang di pengkolan. Yang ada doi titip salam buat kamu", kataku enteng.
"What? Kamu gila!" Rima berseru kencang dan sukses membuat kepala-kepala yang tadi menunduk membaca buku menoleh ke arah kami.
Rima memasang wajah minta maaf kepada pemirsa di sana.
"Kamu sih, aku jadi malu" Rima menyalahkanku.
"Mana ada jadi aku yang salah. Kamu yang teriak". Aku pura-pura polos dan baik hati.
Dalam hati aku bilang, "Rasain, aku kerjain".
Komentar
Posting Komentar