Langsung ke konten utama

Resume Pertemuan Ke-18

Pertemuan                 : ke-18

Gelombang                 : 20

Hari, tanggal              : Jumat, 20 Agustus 2021

Waktu                         : 19.00 s.d. selesai

Moderator                 : Bu Kanjeng

Nara sumber              : Yulius Roma Patandean, S.Pd.

Tema                          : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 

“Wa alaikum salam. Ya, Halo. Siap,” singkat saja kujawab deringan telepon dari teman yang sangat konsisten bertanya tentang materi yang kudapat dalam pelatihan.

Hari ini Jumat, tanggal 20 Agustus 2021 merupakan pertemuan ke-18 Pelatihan Menulis PGRI untuk Gelombang 19 dan 20. Aku tergabung di gelombang 20 yang diisi oleh pejuang pencari ilmu dan celah untuk dapat menerbitkan buku yang kelak akan meramaikan literasi di tanah air.

 Narasumber hari ini adalah Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. yang akan didampingi Bu Kanjeng sebagai moderator.

Kubuka saluran informasi kegiatan dan Bu Kanjeng sudah menyapa, ”Assalamualaikum  wr wb. Salam sejahtera  Bapak Ibu hebat yang hadir di gel 19 dan 20. Malam ini kita akan belajar bareng dengan narasumber hebat dari Tana Toraja. Beliau  Bang Roma. Langsung  saja kita berdoa dulu sejenak agar waktu  tenaga dan pikiran yang kita curahkan malam ini bermanfaat dan full barokah”.

Ternyata Bapak Yulius Roma Patandean memiliki panggilan spesial “Bang Roma”, kita bisa menyapanya demikian agar terasa lebih dekat dan akrab. Semangat ditularkan Bang Roma ketika  menyapa, “Sehat dan tetap semangat, ya?”

“Siap!”

Bang Roma memperkenalkan diri dengan memberikan link blog dan youtube yang menggambarkan sosok muda yang bersemangat dan berprestasi, yaitu   https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html  dan https://www.youtube.com/c/RomaPatandean

Memang begitu kenyataannya, tergambar sosok yang penuh semangat dan prestasi. Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. lahir di Salubarani, Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007) dan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja (2019-2021).

Tahun 2007-2015 mengajar di SMAN 9 Tana Toraja. Tahun 2009 menjadi guru PNS dan mengajar di SMAN 3 Tana Toraja hingga tahun 2015. Tahun 2015-sekarang sebagai guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja. Ia pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia.

Prestasi yang pernah diraihnya adalah Pemenang Ketiga Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu Gurulympics PGRI tahun 2020. Guru Berprestasi jenjang SMA Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021.

Berikut beberapa buku karya Bang Roma.


Bang Roma, “Saya yakin bahwa bapak/ibu para sahabat penulis telah menyiapkan rancangan bangunan bukunya setelah beberapa pertemuan. Baik berupa rancangan naskah resume materi maupun rancangan naskah buku solo. Oleh karenanya, malam ini saya akan berbagi pengalaman dalam Menyusun Buku Secara Sistematis sesuai yang saya lakukan selama ini”.

Tiba-tiba telepon berdering. “Bu, sibuk apa nih malam ini?” seorang teman bertanya. “ O iya ya, sekarang hari Jumat. Ibu pastinya sedang belajar sekarang?”

“Iya betul sekali. 100 buat Bu Yanti”.

“Wah, rupanya saya mengganggu Bu”, Bu Yanti merasa canggung.

“Santai aja Bu, kita bisa diskusikan hasil pertemuan malam ini?” Aku tidak ingin Bu Yanti merasa canggung. “Saya bisa kok ceritakan ke Ibu kalau berkenan”.

Akhir-akhir ini Bu Yanti selalu ikut merasa excited, ikut merasa bahagia dengan ilmu yang kudapat dari kegiatan belajar ini. Beliau selalu ingin mendapatkan informasi tentang materi yang dipelajari tiap malamnya.

“Wah, dengan senang hati. Maaf biasanya saya tanya esok harinya. Mengganggu banget pasti ya. Hari ini Ibu lagi ada jadwal belajar.”

“Tidak apa Bu. Saya juga senang dapat kembali berbagi apa yang saya dapatkan di sini. Besok kita bicarakan langkah selanjutnya dalam penuliasan buku duet kita,” aku menyemangati dan pastinya lebih bersemangat karena keinginan untuk menerbitkan buku setahap demi setahap terkuak.

“Materi hari ini dari Bang Roma tentang Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Bang Roma mengirimkan Link YouTube yang dapat menuntun kita menyusun buku. Sebentar, saya kirim link nya ke WA ya Bu”. Kukirimkan link YouTube  https://youtu.be/jXPr59aWJSc, https://youtu.be/eePQwyHAcjw dan https://youtu.be/mS8bfNZT-rA .

“Besok kita diskusikan bareng-bareng Bu”.

“Siap,” temanku menjawab. “Tapi, ada nggak hal yang menguatkan tekad kita dalam menyusun buku? Biasanya selalu ada kutipan-kutipan penyemangat dari narasumber yang menyajikan materi untuk pesertanya”.

Rupanya temanku itu sangat menyimak dengan baik setiap cerita di balik kegiatan belajarku. “Ya Bu, tadi Bang Roma berpesan pada kita untuk yakin dengan kualitas naskah buku yang telah disiapkan. Bagaimana pun sederhananya naskah tulisan kita, ia akan memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. Hindari rasa minder, bahwa naskahnya tidak baik. Pegang prinsip, naskah buku yang ada sangat baik untuk diterbitkan. Dengan demikian, akan ada rasa percaya diri dan kepuasan dalam melakukan pengeditan dan penyusunan naskah buku yang sistematis”.

“Ada yang lucu lho Bu,” aku memancing keingintahuan temanku yang memang sering kepo.

“Apa yang lucu?” responnya dengan super cepat.

“Beliau suka CLBK”. Aku memancing lagi.

“CLBK? Apa hubungannya dengan menyusun buku, apa hubungannya dengan materi yang disampaikan pada hari ini?” tanya temanku yang rasa penasarannya terpancing.

“Hehehe. CLBK di sini adalah Coba Lakukan Biasakan dan Konsisten”. Aku jelaskan sambil menahan tawa.

“Tuh kan, mesti deh ada istilah aneh. Tapi, memang iya sih. Kita harus membiasakan diri dan konsisten agar apa yang kita inginkan dapat tercapai”.

“Wah, tambah pinter temanku ini,” aku menggodanya.

“Siapa dulu temannya!” dia ikutan menggoda. “ Tapi, lanjutkan!” temanku meninta penjelasanku dilanjutkan.

“Siap,” Jawabku.

“Bang Roma memberi saran juga untuk memulai sesuatu. Tentunya tidak mudah. Sama halnya dalam mengumpulkan percikan-percikan naskah buku, demikian pula dalam mengedit dan menyatukan percikan naskah kita. Biarkan saja percikannya menyebar sana-sini di laptop, ketika dinikmati penyusunannya akan menghasilkan karya yang luar biasa. Begitu katanya,” aku menyampaikan apa yang disampaikan Bang Roma pada temanku itu.

“Terima kasih banyak ya. Kita ketemu besok. Maaf mengganggu nih. Habisnya terlanjur telepon dan penasaran dengan apa yang sudah kamu pelajari hari ini. See you… Bye… Assalamualaikum.” Temanku menutup pembicaraan malam ini.

“Wa alaikum salam”.

 

Sukabumi, 20 Agustus 2021

Dwi Pratiwi

Komentar

  1. Selalu keren, resume yang menarik dengan gaya fiksi. mantaap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga resume fiksi bisa lahir dari kegiatan ini.

      Hapus

  2. Selalu tampil dengan resume yang menarik dan apik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar sedikit-sekit. Sedikit-sedikit belajar.

      Hapus
  3. mantaap......apik tenan tata bahasanya, semangat bun....

    BalasHapus
  4. Indah menawan enak untuk di baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah. Melangkah sedikit-sedikit, dan terus melangkah.

      Hapus
  5. Tok tok tok....

    Ada Bu Dwi??


    Ada .


    Mau ngapain cari ibu?


    Mau baca resumenya.

    Kenapa ?

    Kren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Selalu berusaha selalu hadir dan membuat catatan.

      Hapus
  6. Assalamu Alaikum Bu Dwi? Resume boleh saya baca?
    Waaah ....ternyata sudah selesai dan enak dbacanya.layaknya baca cerpen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa alaikum salam. Semoga buku cerpen hadir untuk lulus dari pelatihan ini.

      Hapus
  7. Hahaha. Terima kasih Pak, silakan buka blog nya.

    BalasHapus
  8. Selalu mudah untuk dicerna. uueennaakk Mom.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, enak ya? 🤭 Maunya, nanti ada yang lebih nikmat 😂

      Hapus
  9. Selalu menginspirasi, bu... jadi ga sabar pingin nulis fiksi. Sy beresin dl satu.. satu..

    BalasHapus
  10. Iya betul Bu. Kita selesaikan satu per satu. 18 pertemuan menjadikan agenda menulis jadi sangat padat. Padat dengan keinginan hehehe. Semoga terealisasi.

    BalasHapus
  11. Hai bu Dwi,jadi hari ini kita ubeg2 Gramedia?

    Ahai...jadi donk...hayyuukk...

    tuh kan...dah ketemu,itu yg kusuka ..ada tulisan ibu yg kereen,lama kunanti ...ketemu di sini dech...😀

    BalasHapus
  12. Hahaha. Iya Bu, berhasil bangun dan merangkai kata demi kata karena semangat dan tidak mau tertinggal. Jadinya 'on' sampai sekarang. Ups.

    BalasHapus
  13. Hai bun, selalu keren resumenya 👍👍

    Masa..?

    Betul bun...🤩

    BalasHapus
  14. Tulisan yang keren dengan pembukaan yang menarik pembaca...lanjutkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revisi Karya Penulis

BERSAMA PENULIS PUISI DAN CERPEN SMA NEGERI 4 SUKABUMI (Belajar merevisi karya)   Pada hari Kamis dan Jumat tanggal 30 September dan 1 Oktober 2021 50 penulis puisi dan 50 penulis cerpen SMAN 4 Sukabumi berkumpul untuk membaca kembali karya yang dibuat oleh penulis yang bersangkutan. Kegiatan dibagi menjadi 5 sesi agar tidak melanggar protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa penulis tidak hadir karena memiliki alasan. Bagi yang tidak dapat hadir penulis berkomunikasi dengan pembimbing melalui WA. Temuan-temuan dalam kegiatan ini adalah 1.       Typo kata, diperbaiki oleh penulis yang bersangkutan. 2.       Merapikan karya, dilakukan oleh penulis yang bersangkutan dengan bimbingan. 3.       Melengkapi biodata bagi penulis yang belum mencantumkan biodatanya. Semoga kegiatan ini menjadi jalan bagi mereka dalam berkarya serta memberikan pengalaman yang berharga bagi mereka. Sukabumi, 1 Oktober 2021 Dwi Pratiwi

Tempe Goreng

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 1 siang, di dapur tampak Mama dan Tiwi sibuk menyiapkan makan siang spesial buat keluarga Om Rafly yang baru tiba di Indonesia kemarin. Di luar terdengar celoteh dan gelak para bocil terdengar. Anak-anak memang kuat, Rio dan Dimas tak lelah berkejaran dengan Salwa dan Andre. Sementara itu, Kakek dan Nenek berbincang dengan Om Rafly dan Tante Rina. Om Rafly kangen tempe, katanya. Selalu begitu, sehingga tanpa diminta pun tempe goreng menjadi bagian dari menu yang disiapkan untuk makan siang hari ini. Om bilang. Pernah juga sih beberapa kali membeli tempe di sana. Tetapi, rasanya akan berbeda bila dinikmati bersama keluarga di tanah air. Tiwi teringat sepenggal kisah tentang Khoirul Azzam terdapat dalam buku “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman. Ketika Azzam bercakap-cakap dengan Pak Ali. “Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jala