Langsung ke konten utama

Resume Ke-19


Pertemuan                : ke-19

Gelombang                : 20

Hari, tanggal              : Senin, 23 Agustus 2021

Waktu                        : 19.00 s.d. selesai

Moderator                : Bu Kanjeng

Nara sumber            : Akbar Zainudin

Tema                         : Teknik Promosi Buku

 

Di luar hujan sangat deras menghambat rencana pulang setelah membeli berbagai keperluan bulanan. Kondisi hujan yang deras mengakibatkan sulit mendapatkan taksi online. Anita dan Rani memilih kembali masuk dan menuju ke sebuah toko buku ternama.

“Ran, buku solo yang kedua sudah terbit ya?” tanya Anita sambil melihat judul-judul buku di rak.

“Iya. Beberapa hari yang lalu tiba,” jawab Rani santai.

“Kok nggak bilang-bilang? Biasanya heboh," sindir  Anita. "Aku mau juga dong satu,” tambah Anita.

“Boleh aja. Harus beli dong. Hahaha,” Rani menjawab sekaligus memastikan Anita membeli bukunya. “Tapi, aku sedang merencanakan sesuatu agar buku yang ini bisa lebih dikenal orang banyak”. Rani kemudian menyebutkan beberapa cara yang ingin dia tempuh agar buku karyanya dibaca oleh lebih banyak pembaca.

“Wuis, keren banget tuh, Ran,” kata Anita mendukung niat Rani dalam mempromosikan buku keduanya. “Semoga lancar,” doa Anita.

“Aamiin. Makasih, Ta”. Mereka pun melanjutkan acara memilih buku-buku yang menarik di sana.

“Ran, lihat pengumuman itu!” Anita menunjuk sebuah banner terpampang lebar di sebelah kanan mereka. “Ada acara talk show jumpa penulis, dan Kiat-kiat Mepromosikan Buku Terbitan Sendiri di sini dua jam lagi. Ini benar-benar pucuk dicinta ulam pun tiba!” Anita heboh sendiri.

“Gimana, Ran?” tanya Anita karena Rani belum merespon. “Kita cari makan dulu sambil menunggu jam 7.  Masih ada waktu dan kita kan belum makan, lalu shalat Maghrib sebelum kembali ke sini”.

“Ayo. Siapa takut?”

***

Menjelang Pukul 19.00 tampak biodata dan deretan karya Pak Akbar Zainudin di layar. Kami menbaca dengan kagum dan berharap dapat seperti itu suatu hari nanti, memiliki karya yang best seller, karya yang baik  dan bermanfaat.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Para peserta yang hebat dan luar biasa, Saya mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan panitia yang sudah berkenan mengundang saya untuk belajar bersama Bapak Ibu tentang straregi promosi buku. Terima kasih juga untuk Moderator yang luar biasa.

Mohon izin Saya memperkenalkan diri, nama saya Akbar Zainudin, penulis buku Man Jadda Wajada. Boleh dibilang, ini adalah buku solo saya yang pertama. Sebelumnya menulis beberapa buku antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, saya menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.

Buku saya tentang menulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai Z. Saya sarankan Bapak Ibu untuk memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI”, Pak Akbar menjelaskan sekilas tentang sepak terjangnya dalam menulis”.

Hadirin pun terpaku mendengar penjelasan keberhasilan buku Man Jadda Wajada dan produktifitas Pak Akbar setelah itu.

Pak Akbar pun melanjutkan, “Saya akan share malam ini tentang Strategi Pemasaran Buku, yang saya ambil dari buku saya UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari”.


“Saya sudah buatkan video pembelajaran untuk pemasaran buku ini di YouTube saya, Akbar Zainudin. Silakan dilihat terlebih dahulu sebelum nanti saya jelaskan. Ini Link nya adalah https://youtu.be/lZhAixv86wA.” Pak Akbar mempersilakan hadirin untuk mengunjungi link yang diberikan yang akan mencerahkan sekaligus menambah wawasan Bapak Ibu tentang dunia menulis”. Begitu penjelasan yang cukup panjang dari Pak Akbar.

Berikut adalah inti dari penjelasan pada pertemuan ini, yaitu 

👉STRATEGI PEMASARAN BUKU

        Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi).

👉STRATEGI PRODUK.

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap buku kita.

Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.

👉STRATEGI HARGA.

Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).

Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus.

👉STRATEGI PROMOSI

 Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.

💡Launching buku, merupakan program untuk meluncurkan buku baru. Penerbit atau penulis dapat melakukannya, begitu pun tentang pembiayaannya. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.

💡Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline.

💡Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

💡Membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.

💡Membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

💡Berjualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. 

💡Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

“Itulah tujuh poin strategi promosi. Tetapi, jangan setiap hari isinya jualan”. Pak Akbar mengingatkan.

Kemudian Pak Akbar menambahkan, “Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku”.

“Wah penjelasannya luar biasa  dan memacu kita semakin bersemangat menjadi penulis yang produktif dan bisa memasarkan buku dengan sukses”, Bu Kanjeng menanggapi sebelum masuk pada sesi tanya jawab.

Hadirin pun mendapat kesempatan bertanya untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembicaraan malam hari ini.

Menjawab pertanyan dari Pak Syafruddin dari Tolitoli tentang menguasai teknik promosi buku, Pak Akbar menjawab bahwa beliau melakukan dengan cara belajar dan praktik. Melakukannya secara berulang-ulang sambil mencari jalan hingga menemukan formula yang cocok.

Menjawab pertanyaan Bu Sri Sugiastuti, beliau melakukan pemasaran buku lewat berbagai kanal. Reseller menjadi hal yang sangat mendukung karena langsung bersentuhan dengan konsumen. Aplikasi digunakan untuk menunjukkan keberadaan bila ada yang mencari di internet.

Dalam membangun komunitas diusahakan mereka dapat merasakan dan meraih manfaat dari bergabung. Bisa lewat belajar menulis dan mendapatkan motivasi. Menulis bersama yang menghasilkan buku antologi memberikan kekuatan kepada mereka, serta selalu ada review untuk mengevaluasi tulisan agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam menulis, sehingga dengan belajar kualitas tulisan akan semakin baik.

Menjawab pertanyaan tentang prospek  perbukuan di era digital. Pak Akbar menjawab bahwa untuk sekarang penjualan buku kertas masih lebih baik dari buku digital, tetapi untuk ke depannya kita harus mengikuti jaman. Youtube dapat dijadikan wadah untuk menginformasikan buku-buku kita dan mngarahkan penonton untuk membaca buku.

Kendala pasti ada dalam promosi, tetapi kita jangan fokus pada kendalanya. Yang penting adalah kita bisa melihat dan cari cara untuk memperbaiki agar dapat menemukan jalan.

“Promosi Buku Biar jadi Best Seller.

Buku laku artinya akan lebih banyak orang mendapatkan manfaat dari buku.”

***

Akhirnya Rani dan Anita pulang dengan perasaan puas, bahagia, dan harapan membumbung di hadapan.


Ada kayu ada paku
Ada aku ada kamu
Ada karya ada buku
Ada buku ada ilmu
 
Cerita-cerita tentang kisahku
Kenangan menepi bersamamu
Cita-cita hendak terbitkan buku
Kebahagiaan dapat sebarkan ilmu



Sukabumi, 23 Agustus 2021
Dwi Pratiwi

Komentar

  1. Masya Allah, Bu Dwi selalu memukau blognya..isinya padat, renyah, sangat menikmati alur yang ibu buat..

    BalasHapus
  2. Aaaah aku terpukau dengan tampilan dan isi resume nya. keren

    BalasHapus
  3. Fiksinya gaya novel euy....ciri Khas bu Dwi....keren pula tampilannya....👍

    BalasHapus
  4. Blog ysng enak untuk dibaca mantabz

    BalasHapus
  5. PokokE no coment...yesss dech tiada duanya...opening n closing👍👍👍👍

    BalasHapus
  6. wow new look... so cool!! kalau tulisan selalu hebat buu..

    BalasHapus
  7. Waaahh... kapan yaa bisa membuat rangkuman materi seperti ini .... 👍👍 pokoknya..

    BalasHapus
  8. Cakep dg dukungan tampilan yg gagah, sukses bu dwi

    BalasHapus
  9. Maasyaa Allah keren banget bun 🤩

    BalasHapus
  10. satu kata: TERBAIK. mantap bu Dwi blog kren . RESUME yang lengkap ditunjang buku buku dari narasumer, makin bikin tulisan menarik enak dibaca.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revisi Karya Penulis

BERSAMA PENULIS PUISI DAN CERPEN SMA NEGERI 4 SUKABUMI (Belajar merevisi karya)   Pada hari Kamis dan Jumat tanggal 30 September dan 1 Oktober 2021 50 penulis puisi dan 50 penulis cerpen SMAN 4 Sukabumi berkumpul untuk membaca kembali karya yang dibuat oleh penulis yang bersangkutan. Kegiatan dibagi menjadi 5 sesi agar tidak melanggar protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa penulis tidak hadir karena memiliki alasan. Bagi yang tidak dapat hadir penulis berkomunikasi dengan pembimbing melalui WA. Temuan-temuan dalam kegiatan ini adalah 1.       Typo kata, diperbaiki oleh penulis yang bersangkutan. 2.       Merapikan karya, dilakukan oleh penulis yang bersangkutan dengan bimbingan. 3.       Melengkapi biodata bagi penulis yang belum mencantumkan biodatanya. Semoga kegiatan ini menjadi jalan bagi mereka dalam berkarya serta memberikan pengalaman yang berharga bagi mereka. Sukabumi, 1 Oktober 2021 Dwi Pratiwi

Resume Pertemuan Ke-18

Pertemuan                 : ke-18 Gelombang                 : 20 Hari, tanggal              : Jumat, 20 Agustus 2021 Waktu                         : 19.00 s.d. selesai Moderator                 : Bu Kanjeng Nara sumber              : Yulius Roma Patandean, S.Pd. Tema                          : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis   “Wa alaikum salam. Ya, Halo. Siap,” singkat saja kujawab deringan telepon dari teman yang sangat konsisten bertanya tentang materi yang kudapat dalam pelatihan. Hari ini Jumat, tanggal 20 Agustus 2021 merupakan pertemuan ke-18 Pelatihan Menulis PGRI untuk Gelombang 19 dan 20. Aku tergabung di gelombang 20 yang diisi oleh pejuang pencari ilmu dan celah untuk dapat menerbitkan buku yang kelak akan meramaikan literasi di tanah air.  Narasumber hari ini adalah Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. yang akan didampingi Bu Kanjeng sebagai moderator. Kubuka saluran informasi kegiatan dan Bu Kanjeng sudah menyapa, ” Assalamualaikum  wr wb. Salam sejahtera  Bapak Ibu

Tempe Goreng

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 1 siang, di dapur tampak Mama dan Tiwi sibuk menyiapkan makan siang spesial buat keluarga Om Rafly yang baru tiba di Indonesia kemarin. Di luar terdengar celoteh dan gelak para bocil terdengar. Anak-anak memang kuat, Rio dan Dimas tak lelah berkejaran dengan Salwa dan Andre. Sementara itu, Kakek dan Nenek berbincang dengan Om Rafly dan Tante Rina. Om Rafly kangen tempe, katanya. Selalu begitu, sehingga tanpa diminta pun tempe goreng menjadi bagian dari menu yang disiapkan untuk makan siang hari ini. Om bilang. Pernah juga sih beberapa kali membeli tempe di sana. Tetapi, rasanya akan berbeda bila dinikmati bersama keluarga di tanah air. Tiwi teringat sepenggal kisah tentang Khoirul Azzam terdapat dalam buku “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman. Ketika Azzam bercakap-cakap dengan Pak Ali. “Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jala