Langsung ke konten utama

Resume Pertemuan Ke-13

Gelombang               : 20

Hari, tanggal             : Rabu, 9 Agustus 2021

Waktu                        : 19.00 s.d. selesai

Moderator                 : Aam Nurhasanah

Nara sumber             : Sudomo, S.Pt.

Tema                          : Kiat Menulis Cerita Fiksi

 

“Kenapa kita harus di sini?” Riska merasa tidak nyaman ketika aku menarik tangannya agak keras agar dia mau mengikutiku.

“Ayo!” aku malah mendesaknya masuk ke aula yang sudah mulai penuh. “Kita duduk di sana”.

“Tiwi, lihat banner di sana! Wow.Thank you, I love you so much”. Hari ini kami mengikuti Pelatihan Menulis Fiksi.

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Bu Aam menyapa,” Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam bapak ibu guru hebat diseluruh tanah air. Malam ini kita akan ditemani narasumber hebat, beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt. Beliau adalah salah satu alumni jebolan gelombang 16 yang telah sukses menulis buku resume dengan gaya cerpen atau  gaya fiksi”.

Bu Aam memperkenalkan Pak Momo DM, nama panggilan Bapak Sudomo. Narasumber yang kaya prestasi di bidang literasi.

Pak Domo bersiap menyampaikan materi. Tetapi, sebelum itu beliau berkata, “Malam ini izinkan saya untuk berbagi sedikit pengalaman yang saya miliki terkait menulis, khususnya menulis cerita fiksi. Perkenalkan nama saya Sudomo, S.Pt. Saat ini saya mengajar IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Saya seorang pencinta formula fisika, gejala alam semesta, dan rangkaian kata. Ya... Karena saya seorang sarjana peternakan yang mengajar IPA, tetapi juga mencintai dunia menulis fiksi”.

Pak Domo belajar menulis Bersama OmJay Gelombang 16, dan hari ini mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber.

“Sekarang kita akan mempelajari “Kiat Menulis Cerita Fiksi”, begitu Pak Domo mengarahkan pada inti pembicaraan kita hari ini. “Silakan lihat tampilan berikut yang menggambarkan perjalanan menulis, terutama menulis fiksi”.


Karya-karya fiksi Pak Domo baik yang solo maupun antologi di penerbit indie maupun mayor bisa dapat dilihat di tautan berikut, linktr.ee/sudomo”.

“Materi yang akan disampaikan akan mengupas beberapa materi saja, karena pada dasarnya sering kita baca dan sudah dipahami.” Pak Domo menjelaskan dengan tenang.

Yang pertama dan penting adalah sebuah alasan, apa yang ingin kita capai dari penulisan fiksi ini. Berikutnya pasti ada alasan yang  lainnya di antaranya adalah manfaat menulis fiksi dalam mengembangkan profesi. Kumpulan cerita fiksi dapat diibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks. Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.

Yang kedua adalah syarat menulis fiksi. Syarat itu adalah komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.

Yang ketiga adalah bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu fiksi mini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela, dan novel.

Yang keempat adalah unsur-unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang.

Premis mungkin merupakan hal yang baru. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.

Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.

Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:

karakter: anak

tujuan tokoh: kedamaian bumi

rintangan: melawan penyihir jahat

resolusi: belajar sihir

Yang Kelima adalah kiat menulis fiksi,yang diawali dengan

1.      Niat (motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan);

2.      Membaca (karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi).

3.      Ide dan Genre (mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai”)

4.      Outline (kerangka tulisan berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi)

Pak Domo menyatakan,” Menulis, terkait membuka  cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik”.

“Berikutnya adalah swasunting. Swasunting dilakukan setelah selesai menulis. Jangan menyunting sambil menulis. Fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI”, begitu tuturnya.

Penjelasan yang mencerahkan, yang menyemangatiku untuk menyelesaikan beberapa tulisan yang terpendam, atau yang sudah ada di pelupk pikiran yang ingin segera menjadi tulisan yang dapat dinikmati.

Ada dialog yang menarik dari BuAam dan Pak Domo

“Bagaimana mengasah teknik show don't tell (Menunjukan tapi tidak memberitahu)? Agak kesulitan untuk yang newbie saat ingin menulis cerpen,’ begitu pertanyaan yang disampaikan bu Aam.

Pak Domo menjawab,” Teknik melatihnya dengan terus mencoba menulisnya. Tentu pertama harus memahami teknik show don't tell terlebih dahulu. Sebagai contoh mudah adalah dengan mulai berlatih dari kata sifat, misalnya sedih. Dengan teknik ini kita akan membangun suasana sedih tokoh tanpa harus menuliskan kata sedih.

Contoh Teknik tell : Mira sangat sedih melihat jenazah ibunya.

Contoh Teknik show : Dadanya terasa sesak, napas terasa tersekat di tenggorokan, terdengar isakan dibarengi dengan derai air mata yang tak kunjung usai sembari menatap tubuh wanita yang melahirkannya terbujur kaku di ranjang.

Pak Domo menjawab pertanyaan Bu Anni,” Kisah nyata sangat bisa dijadikan cerita fiksi. Istilah kerennya based on true story. Ini akan membuat cerita fiksi lebih dekat dengan pembacanya. Sedangkan cara memanjangkan cerita fiksi salah satunya adalah menggunakan teknik show don't tell seperti yang saya jelaskan tadi. Kalau untuk jenis novel panjang, tentu harus disiapkan outline/kerangka dengan beberapa konflik yang baik”.


"Riris, kita tidak perlu ke sana. Terlalu banyak orang. Sekarang aku ingin segera sampai di rumah dan menuangkan apa yang ada dalam pikiranku. Gagasan-gagasan dan alur cerita yang ingin segera keluar menemui pembacanya. Ayo." 

Sukabumi, 9 Agustus 2021

Dwi Pratiwi

Komentar

  1. tAK KUASA komentar lihat tampilan blog Bu Dwi yang hijau mempesona. Baca tulian ibu serasa ingin jadi penulis fiksi saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak. Salah satu keinginan dalam merangkai hari dengan untaian kata. Semoga.

      Hapus
  2. Slide foto mempercantik tampilan menarik utk dibaca menggugah selera

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, terima kasih. Bikin semangat deh☺️🙏

      Hapus
  3. Kisah nyata sangat bisa dijadikan cerita fiksi. Istilah kerennya based on true story. Ini akan membuat cerita fiksi lebih dekat dengan pembacanya. Sedangkan cara memanjangkan cerita fiksi salah satunya adalah menggunakan teknik show don't tell seperti yang saya jelaskan tadi. Kalau untuk jenis novel panjang, tentu harus disiapkan outline/kerangka dengan beberapa konflik yang baik

    BalasHapus
  4. Siap.Semogasegera dapat meluncurkan cerita. Terima kasih.

    BalasHapus
  5. Bu dwi...membaca resume dari awal sampai akhir, mengajak sya membaca cerita..kerren banget..seperti kata bu aam...resume bisa dibuat fiksi..dan ibu memang kerren..saya kagum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Kesempatan untuk mengeluarkan apacyang adacdalam pikiran. ☺️

      Hapus
  6. Hayook Bu kita nulis fiksi bareng, kereeen😊👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, kita buat novel rereongan Tentang akhirnya kita dapat melahirkan cerita...

      Hapus
  7. Bu Dwi.......aoh cantik blognya. Berkelas isinya..sudah langsung berfiksi....slide melengkapi.. I like it👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menuangkan ide, belajar mengungkapkan. Semoga hadir karya yang indah untuk dinikmati... Suatu saat.

      Hapus
  8. pokokE satu kata Wowwww....👍👍👍👍👍🥰

    BalasHapus
  9. mantep bun.. lgsg dipraktikkan.. kpn kita nulis fiksi bareng?

    BalasHapus
  10. Bunda Dwi antik sekali blognya...

    BalasHapus
  11. Pembuka dan penutup sudah sesaui dengan tema materi Mom.
    Fiksi👏👏

    BalasHapus
  12. Asli bagus bu. Sangat menginspirasi tulisannya

    BalasHapus
  13. Resum nya mantap Bu Dwi, sukses selalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revisi Karya Penulis

BERSAMA PENULIS PUISI DAN CERPEN SMA NEGERI 4 SUKABUMI (Belajar merevisi karya)   Pada hari Kamis dan Jumat tanggal 30 September dan 1 Oktober 2021 50 penulis puisi dan 50 penulis cerpen SMAN 4 Sukabumi berkumpul untuk membaca kembali karya yang dibuat oleh penulis yang bersangkutan. Kegiatan dibagi menjadi 5 sesi agar tidak melanggar protokol kesehatan yang berlaku. Beberapa penulis tidak hadir karena memiliki alasan. Bagi yang tidak dapat hadir penulis berkomunikasi dengan pembimbing melalui WA. Temuan-temuan dalam kegiatan ini adalah 1.       Typo kata, diperbaiki oleh penulis yang bersangkutan. 2.       Merapikan karya, dilakukan oleh penulis yang bersangkutan dengan bimbingan. 3.       Melengkapi biodata bagi penulis yang belum mencantumkan biodatanya. Semoga kegiatan ini menjadi jalan bagi mereka dalam berkarya serta memberikan pengalaman yang berharga bagi mereka. Sukabumi, 1 Oktober 2021 Dwi Pratiwi

Resume Pertemuan Ke-18

Pertemuan                 : ke-18 Gelombang                 : 20 Hari, tanggal              : Jumat, 20 Agustus 2021 Waktu                         : 19.00 s.d. selesai Moderator                 : Bu Kanjeng Nara sumber              : Yulius Roma Patandean, S.Pd. Tema                          : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis   “Wa alaikum salam. Ya, Halo. Siap,” singkat saja kujawab deringan telepon dari teman yang sangat konsisten bertanya tentang materi yang kudapat dalam pelatihan. Hari ini Jumat, tanggal 20 Agustus 2021 merupakan pertemuan ke-18 Pelatihan Menulis PGRI untuk Gelombang 19 dan 20. Aku tergabung di gelombang 20 yang diisi oleh pejuang pencari ilmu dan celah untuk dapat menerbitkan buku yang kelak akan meramaikan literasi di tanah air.  Narasumber hari ini adalah Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. yang akan didampingi Bu Kanjeng sebagai moderator. Kubuka saluran informasi kegiatan dan Bu Kanjeng sudah menyapa, ” Assalamualaikum  wr wb. Salam sejahtera  Bapak Ibu

Tempe Goreng

Jam di dinding sudah menunjukkan jam 1 siang, di dapur tampak Mama dan Tiwi sibuk menyiapkan makan siang spesial buat keluarga Om Rafly yang baru tiba di Indonesia kemarin. Di luar terdengar celoteh dan gelak para bocil terdengar. Anak-anak memang kuat, Rio dan Dimas tak lelah berkejaran dengan Salwa dan Andre. Sementara itu, Kakek dan Nenek berbincang dengan Om Rafly dan Tante Rina. Om Rafly kangen tempe, katanya. Selalu begitu, sehingga tanpa diminta pun tempe goreng menjadi bagian dari menu yang disiapkan untuk makan siang hari ini. Om bilang. Pernah juga sih beberapa kali membeli tempe di sana. Tetapi, rasanya akan berbeda bila dinikmati bersama keluarga di tanah air. Tiwi teringat sepenggal kisah tentang Khoirul Azzam terdapat dalam buku “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman. Ketika Azzam bercakap-cakap dengan Pak Ali. “Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jala