MENJADI TAMU CAK ININ
Membeli manggis dan
buah duku
Mari menulis dan mencetak buku
Janganlah mama sampai
pergi beli karbit sendiri
Jangan lewatkan materi mengenal penerbit Indie
***
Cak Inin
merupakan salah satu tauladan dari peserta Pelatihan Belajar Menulis Bersama
OmJay dan PGRI. Sosok yang tidak lagi muda, tetapi memiliki semangat menulis
yang membara, dan membuat Cak Inin melesat menjadi penulis. Sehingga pada hari
Rabu Tiwi dan Riana bertandang ke kantor Cak Inin sesuai waktu yang disepakati
kemarin.
Cak Inin
sudah berhasil menerbitkan buku solo, duet dan antologi, serta membantu penulis
lainnya untuk menerbitkan bukunya. Cak Inin sangat suka berbagi dan mengajak
untuk menulis serta menerbitkan buku.
“Assalamualaikum.
Apa kabar Cak?” Riana mengucapkan salam.
“Alhamdulillah
baik, Bu. Ayo, silakan duduk.” Tiwi dan Riana dipersilakan duduk di sofa di
tengah ruangan Cak Inin yang cukup luas.
“Suasana
ruangan yang adem dan tenang, Cak,” Tiwi memuji ruangan setelah matanya
berpendar mengamati ruangan. “Dari tempat ini, berapa banyak buku yang telah
lahir, Cak?” Tiwi penasaran.
“Langsung
saja nih wawancaranya?” Cak Inin tertawa.
“Maaf,
Cak,” Tiwi malu.
Cak Inin
menceritakan bahwa beliau mulai menulis, bahkan belajar menulis kembali setelah
usia di atas 50 tahun. Tepatnya dalam usia 54 tahun. Merasa terlambat, pasti.
Tetapi, berpegang pada “Tiada kata
terlambat lebih baik terlambat untuk menjadi penulis. Sebaik-baiknya manusia
adalah manusia yang mau berubah ke arah kebaikan dalam segala hal dan
bermanfaat bagi orang lain” memotivasi beliau untuk segera menulis.
Cak inin
melanjutkan ceritanya, “Sudah puluhan tahun menulis dan ingin menerbitkan buku,
tetapi selalu ada pertanyaan dalam hati bagaimana caranya. Saya tidak tahu
caranya. Tetapi, yakin pada pepatah “Dimana
ada kemauan di situ ada jalan” dan “Man
Jadda WaJadda: Siapa yang Bersungguh-sungguh pasti berhasil” menjadi
kekuatan. Menjadi pintu terwujudnya cita-cita.”
“Cak,
sesuai dengan yang disampaikan waktu telepon beberapa hari lalu, kami ingin
mengetahui lebih banyak tentang penerbit Indie. Apa sih yang dimaksud dengan
penerbit Indie?" Riana mengajukan pertanyaan utama dari perbincangan ini.
“Sebelum
saya menjelaskan tentang Penerbit Indie, saya ngin menjelaskan dulu tentang hal
penting yang berhubungan dengan proses penulisan buku dulu. Karena, ini sanat
penting,” kata Cak Inin.
Cak Inin pun kemudian menjelaskan bahwa untuk
terlatih menulis diperlukan ketekunan dan perjuangan. Diperlukan juga tekad dan
motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berikut
kutipan-kutipan yang pemberi motivasi dalam menulis:
"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak".
- Ali bin Abi Thalib
"Kalau kamu bukan
anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis".
- Imam
Al-Ghazali
“Sekarang akan saya jelaskan dua poin penting
dalam menerbitkan buku. Yang pertama adalah pahami cara menulis, dan yang kedua
adalah tentang penerbit buku.” Kemudian Cak Inin menerangkan poin-poin
tersebut. Tiwi dan Riana memperhatikan penjelasan Cak Inin dengan penuh
perhatian.
Poin pertama adalah memahami
proses penulisan buku. Ada beberapa tahapan dalam menulis buku, yaitu
1.
Prewriting
Dalam tahap penulis mencari ide yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar. Penulis juga harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar. Banyak membaca buku merupakan salah satu keharusan untuk meningkatkan wawasan.
2.
Drafting
Penulis mulai menulis naskah buku sesuai yang dengan apa yang
ide sukai. Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya.
3.
Revising
Setelah naskah selesai maka lakukan revisi naskah. Merevisi
tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu
dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan.
4.
Editing
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis
melakukan pengeditan untuk memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan
pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "swasunting" yaitu
menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, berusaha meminimalkan kesalahan.
Penulis dituntut untuk memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai EBBI.
5. Publikasi
Ketika sudah yakin dengan naskah buku yang dibuat maka Anda
memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.
“Seperti yang ditanyakan
Bu Tiwi tadi tentang Penerbit Indie. Ini poin kedua dalam proses menerbitkan
buku, yaitu pemilihan penerbit buku.
Penerbit Indie adalah salah satu pilihan.” Jelas Cak Inin.
Lalu, Cak ini menjelaskan,
“Memilih penerbit merupakan hal yang penting. Sebelum memutuskan kemana naskah
kita akan berlabuh, kita pelajari perbedaan antara Penerbit Mayor dan Penerbit
Minor atau Penerbit Indie. Tetapi sekarang, saya akan fokus pada perbedaan
kedua jenis penerbit tersebut, dengan mengetahui perbedaan antara Penerbit
Mayor dan Penerbit Indie akan mempermudah kita dalam mengambil keputusan.”
“Untuk menjawab pertanyaan
Bu Tiwi tadi, mari kita lihat perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie. Penerbit
Mayor memiiki karakterisitik sebagai berikut: 1) Buku
dicetak masal, minimal 3.000 eksemplar atau minimal 1.000 eksemplar untuk
dijual di took buku; 2)Penerbit mayor memiliki syarat yang ketat karena harus
mempertimbangkan selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan; 3) Penerbit
mayor lebih profesional dengan banyaknya dukungan SDM; 4) Pada umumnya proses
penerbitan lebih lama karena proses dan daftar antrian; 5) Maksimal 10% royalty
dari total penjualan dan dikirimkan seteah mencapai angka tertentu atau setelah
3-6 bulan penjualan buku; dan 6) Biaya penerbitan gratis.” Penjelasan yang
cukup panjang tentang Penerbit Mayor dari Cak Inin.
Sementara itu, Penerbit Indie memiliki karakteristis sebagai
berikut.
1. Buku dicetak sesuai
pesanan atau berkala/ POD (Print on
Demand)
Didistribusikan
melalui media online, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup.
2. Pemilihan naskah
Selama
naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar
undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung
unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut dapat terbitkan
3. Profesionalitas
Penerbit
indie: kami pun profesional, tapi sering disalah artikan.
4. Waktu Penerbitan
Lebih
cepat karena tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku
5. Royalti
Umumnya
15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram,
wa grup, Twitter
6. Biaya penerbitan
Berbayar
sesuai dengan aturan penerbit masing-masing.
Cak Inin memperkenalkan beberapa
penerbit indie, di antaranya adalah .... salah astunya merupakan milik Cak
Inin. Referensi untuk menerbitkan buku.
Kalimat penutup dari
Cak Inin
Tiada terlambat untuk
menulis dan terbitkan buku. Tulislah segera yang Anda suka, Anda dengar, Anda
Lihat, Anda baca, dan Anda rasakan untuk berbagi kebaikan.
(Cak Inin, 2020).
Tulislah dari jejak langkah kakimu, siap tahu jadi penolongmu.
(Cak Inin, 2020).
Sayaي suka 🤩🤩
BalasHapus😍😍
BalasHapus