Kisah Bu Aam, Blogger Inspiratif
Malam Sabtu malam yang ditunggu-tunggu
Makan liwet, ikan, lalapan dan sambel terasi
Malam-malam bertemu dengan guru-guru
Menikmati sajian Menulis Membuat Berprestasi
Bu Tiwi
dan Bu Riana berjalan bergesas menuju gedung pertemuan. Gedung yang luas,
tetapi peserta untuk kegiatan ini terbatas. Undangan sudah di tangan, tidak
perlu khawatir tidak mendapat tempat, tetapi rasanya tidak baik kalau datang
terlambat. Bu Tiwi dan Bu Riana memang guru-guru yang berdedikasi dan disiplin.
Bu Tiwi menyerahkan surat tugas
kepada panitia dan mengisi daftar hadir lalu masuk ke gedung yang ditata rapi
dan diberi jarak yang cukup sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk panitia.
Bu Tiwi dan Bu Riana bergabung dengan Bu Endang dan Bu Winda. Tepat di sebelah
kanan ada kelompok Bu Ewi, Pak Dail, Bu Asia dan Pak Saeful. Sementara,
kelompok Pak Wawan AD, Ms. Phia, Bu Yanti dan Jeng Noenk ada di depan.
Teman-teman yang lain pun Nampak sudah nyaman duduk dengan kelompok-kelompoknya.
“Tes… Tes. Kepada Bapak/Ibu
yang masih ada di luar gedung dimohon untuk segera masuk gedung karena acara segera
dimulai. Terima kasih.” Panitia menghimbau peserta untuk segera bergabung di
dalam.
“Bu, Saya tidak melihat
Omma Babys, padahal kemarin dia bilang mau datang,” kata Riana sambil
mengedarkan pandangnya ke seluruh bagian gedung.
“Mungkin bentar lagi
masuk,” jawab Tiwi santai.
“Mungkin juga, sih. Saya WA
dulu aja ya.”
“Tuh, Omma Babys datang!”
Bu Endang menunjuk ke arah pintu masuk.
“O iya. Omma… Sini!” Bu
Riana berseru tidak terlalu keras tapi cukup terdengar oleh Omma Babys.
Omma Babys tersenyum dan
menghampiri mereka dan menyapa, “Hai. Maaf, tadi mampir ke kantin dulu. Lapar.”
“Ih Omma, kok nggak ajak
kita?” Bu Riana protes.
“Maaf.” Omma Babys tampak
menyesal.
“Dih Omma mah serius. Canda
Omma,” kata Bu Riana. “Omma tempat duduknya di situ ya? Dengan Bu Lia, Pak
Mangatur dan Bu Hesty?” Tanya Bu Riana yang memang terkenal cerewet.
“Iya. Kesana dulu ya… Kita
ngobrol lagi nanti.” Omma Babys pamit untuk duduk dengan kelompoknya.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” Pembawa acara
mengucapkan salam.
“Waalaikum salam
warahmatullahi wabarakatuh,” jawab hadirin serempak.
“Alhamdulillahirabbil alamin, pada kesempatan ini kita dapat
berkumpul dalam rangka menuntut ilmu dengan materi “Menulis Membuatku Naik
Kelas dan Berprestasi” bersama Ibu Aam Nurhasanah dan Ibu Maesaroh. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Junjungan alam, Rasulullah SAW, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan umatnya sampai akhir jaman. Mari kita sambut Bu Aam dan
Bu May. Kepada Bu Aam dan Bu May disilakan menempati tempat yang disediakan.”
“Terima kasih Bu Aam dan Bu
May yang sudah dapat hadir di tempat ini untuk berbagi pengalaman di bidang
menulis. Untuk berikutnya saya persilakan Bu May untuk memandu acaranya.”
“Terima kasih Mr. Bams.”
Bu May menerima estafet dari Mr. Bams untuk memandu acara hari ini. Bu May pun
mengucapsalam dan menyapa semua hadirin yang sudah ada di gedung ini. Dengan
wajah yang ceria Bu May mengungkapkan rasa senang dapat berkumpul dengan
guru-guru yang memiliki semangat menulis yang mulai membara. Semoga membara
terus, begitu kata Bu May.
“Baiklah, hadirin semuanya.
Bu Aam sudah hadir bersama kita untuk berbagi pengalaman yang sangat bermakna.
Semoga kita semua dapat berhasil seperti beliau. Kepada Bu Aam saya silakan
untuk menyampaikan materinya.” Dengan senyum, Bu May memberikan kesempatan
kepada Bu Aam untuk berbicara dan diterima dengan senyum oleh Bu Aam.
“Terima kasih Bu May. Bu
May ini adalah sahabat saya. Sahabat yang bersama-sama belajar menulis. Baiklah
silakan Bapak/Ibu saksikan video pengantar yang saya siapkan.” Video itu berisi
prestasi, kumpulan buku karya beliau. Setelah itu, pemaparan materi pun
disajikan dalam bentuk Powerpoint
dengan penjelasan yang mengalir, sehingga hadirin terlarut dalam memperhatikan
penjelasan demi penjelasan yang disampaikan.
Pengalaman yang menjadi
perjalanan penting yang membuat Bu Aam naik kelas dan berprestasi. Diawali dengan mengikuti
kelas Omjay tergabung di gelombang 8. Beliau
bersama dengan Cak Inin (Pak Mukminin), Bu Nora, Mr. Bams dan banyak peserta
lainnya.
Waktu itu, Mr.Bams ketua
kelas kami dipercaya Omjay bertugas sebagai moderator dan Bu Aam mulai
mengagumi profesi moderator, dan membayangkan bisa menjadi moderator kelas
menulis Omjay.
Impian sempat hilang karena tidak lulus yang disebabkan tidak
fokus dan bingung dengan tugas membuat resume yang baik. Beliau ditinggalkan
Cak Inin, Bu Nora, dan Mr. Bams.
Kemudian memupuk kembali kepercayaan diri, dan mengobaran semangat
yang berapi dengan kembali mengulang kelas di gelombang 12. Semangat
menggebu-gebu, pasang langkah kaki seribu, ingin segera terbitnya buku, gabung
antologi lahirlah buku pertama.
Lompatan yang luar biasa
dari kegagalan pada pelatihan sebelumnya menjadi peserta yang berhasil. Mahkota
pertama yang berharga, buku pertama, hadir menjadi lecutan diri untuk terbitkan
buku sendiri.
Berikutnya, buku solo
pertama terbit "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat". Seperti mimpi
beliau yang ingin jadi penulis buku.
“Allah mudahkan dan
lancarkan jalan saya. Impian perlahan menjadi kenyataan.” Rasa syukur terpancar
di wajah cerianya.
Beliau juga menceritakan
bahwa beliau mendapat motivasi hebat dari Bu Kanjeng. Beliau mengatakan “Better late than never”, dan “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Biarlah
tulisanmu menemui takdirnya”.
Satu demi satu buku lahir baik Antologi, duet maupun solo. Kesempatan menjadi editor pun diperoleh. Ketika ada seorang murid, Juminah, meminta beliau untuk mengedit naskahnya. Pengalaman pertama yang berharga menjadi seorang editor.
Kesempatan berikutnya
mendapat tawaran menjadi editor oleh Bu Kanjeng, diikuti dengan berbagai
kesempatan dalam mengembangkan diri di bidang menulis.
Dari kegagalan di gelombang
8 beliau terus belajar memompa diri untuk bisa berbagi dan bermanfaat untuk
orang lain.
Kegagalan itu membuat saya
dikenal dengan Bu Aam Juara 1 Lomba Blog PGRI Tingkat Nasional. Buku solo
ke-3 yang isinya kumpulan 28 hari ngeblog. Saat itu semua peserta diminta
menulis di blog selama 28 hari tanpa jeda. Alhamdulillah, Bu Aam keluar sebagai
Juaranya. Kerja keras akan berbuah.
Bu Aam menjelaskan syarat
yang dipenuhi untuk menjadi kurator adalah kita harus bisa mengajak peserta
untuk membuat satu buku antologi (buku bersama). Selain itu kita harus
mampu berkomunikasi dengan baik dengan peserta, dari menampung naskah dan
administrasi. Sedangkan syarat menjadi editor di antaranya adalah harus
menguasai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), paham dengan fungsi
tanda baca dan penggunaan huruf capital,
serta mampu mengedit typo (salah
ketik).
Bagian yang merupakan
bagian yang penting dalam mengembangkan diri adalah memupuk semangat. Bu Aam
mencari sumber inspirator dan motivator. Inspirator saya adalah Omjay yang
membuat saya bisa mengenal blog dan bisa jadi juara blog. Dari Omjay saya
belajar banyak ilmu. Setiap foto atau pengalaman bisa jadi buku. Sedangkan
motivator saya adalah Bu Kanjeng. Orang yang mampu membangunkan kepercayaan
diri saya, bahwa menulis adalah bakat yang perlu dilatih. Bu Kanjeng memberi
tauladan. Beliau memulai menulis buku sejak usia 50 tahun. Dari situ saya
berpikir, Bu Kanjeng saja bisa menerbitkan buku, saya pun pasti bisa.
Bu Aam juga berguru pada
Cikgu Tere dalam membuat resume yang baik.
“Untuk membuat resume yang
baik Cikgu Tere mengatakan untuk menggunakan Bahasa sendiri. Mengambil materi
yang penting saja dan mengembangkannya dalam Bahasa sendiri. Beri sentuhan
pengalaman pribadi. Resume akan menjadi lebih hidup deh,” kata Bu Aam
mengungkapkan yang beliau dapat dari Cikgu Tere.
“Menulislah agar
hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna
Menulislah hari ini agar
engkau dikenang esok hari”
(Aam Nurhasanah)
Hadirin masih terpesona
dengan kisah Bu Aam, sehingga tidak menyadari Bu May menutup kegiatan dengan
pembacaan hamdalah dan mengucapsalam.
Hadirin pun menggunakan
kesempatan untuk berbaur, bercakap-cakap dengan rekan, dan ada yang menghampiri
Bu Aam dan Bu May.
Hwadline nya ....resume dengan bahasa sendiri...ambil kalimat penting dan mengembangkannya. ...hi..hi..hi kesentil resume semalam deh. .
BalasHapusYa. Di antaranya 🤭🙏
HapusResume nya jadi tambah menarik.. Seperti nya akan ada part berikutnya ya
BalasHapusIya. Memang seperti itu...☺️
HapusGaya fiksi yang mantap. Lanjutkan!
BalasHapusSiap.
BalasHapuswow keren bu. mantul pol
BalasHapusTerima kasih selalu berkunjung 🙏
Hapus