PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan :
ke-9
Gelombang : 20
Hari, tanggal :
Rabu, 30 Juli 2021
Waktu :
18.56 s.d.selesai.
Moderator : Maesaroh,
M.Pd.
Nara sumber : Ditta Widya Utami, S.Pd.,
Gr.
Tema : Mengatasi
Writer’s Block.
Jalan-jalan
ke kampung baru
Menanam
ubi dan pohon randu
Janganlah
kita terkepung ragu
Mengembangkan
ide menjadi buku
Ruang pertemuan dibuka pada
pukul 18.56.
Moderator
mengucap salam kepada peserta Gelombang 19 dan Gelombang 20. Beliau adalah
Maesaroh yang dikenaldengan Sang Blogger Millenial.
Materi pada
pertemuan kesembilan ini adalah mengatasi Writer’s Block. Bu Mae mendampingi Bu
Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. Beliau memiliki deretan prestasi di usia yang
muda, dan memiliki semangat literasi yang hebat.
Beliau
gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang
luarbiasa memikat hati para pembaca. Beliau mengikuti kelas menulis PGRI
Gelombang 7 dan membukatikan kemampuan di bidang menulis hingga mampu dan berkesempatan
menjadi moderator dan narasumber.
Untuk
mengetahui jati diri Bu Ditta, narasumber kita, dapat dilihat di link blog
beliau, yaitu. https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Pertemuan malam
ini, dibagi menjadi 4 segmen, yaitu Pembukaan,
Penjabaran materi, Sesi Tanya Jawab dan Penutup.
Informasi bagi peserta yang ingin bertanya disilakan untuk menghubungi 085319209113.
Pertemuan
ini dibuka dengan pembacaan basmallah setelah berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing pada pukul 19.06.
Berikutnya, Sang
narasumber hadir di kelas dengan
mengungkapkan rasa senang bertemu dengan peserta Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Gelombang 19 dan 20. Beliau adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy,
Subang, Jawa Barat. Data pribadi lengkap belaiau sudah diinformasikan oleh moderator
di link yang sudah di share sebelumnya. Data pribadi yang memesona yang penuh
dengan prestasi dan karya baik dalam bentuk buku maupun dalam tulisan di blog.
Pada kesempatan ini beliau berbagi ilmu tentang Writer’s Block yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis bernama Edmund Bergler.
Hal yang
mengejutkan muncul, ketika tiba-tiba Bu Ditta mengajak unuk memulai simulasi. Seperti
yang sering kali dilakukan oleh OmJay. Ya, melalui media sebuah gambar. Peserta
ditantang untuk menulis selama lima belas menit setalah gambar ditayangkan. Muncullah
gambar wayang.
Dan,
pikiranku pun mengembara mengais memori yang terserak tentang pertunjukan
wayang kulit. Beruntung, tidak terlalu asing dengan wayang. Tulisan boleh
berbentuk cerpen, puisi, atau apapun dengan minimal tulisan 3 paragraf atau 3 bait.
Waktupun diberikan.
Inilah karya
yang tercipta, sebuah puisi tentang keluarga Pandawa
Keluarga
Pandawa
Dwi
Pratiwi
Suara
kidung sinden mengalun
Mengantarkan
gunungan pembuka
Kisah
tentang keluarga Pandawa
Sang
Dalang menata wayangnya
Keluarga
pendawa berkumpul di pelataran
Bima,
Arjuna, Nakula dan Sadewa
Yudistira
berdiri di tengah-tengahnya
Ibunda
Kunti pun di hadapan mereka
Dawuh
Ayahanda Prabu disampaikan
Oleh
Ibunda Kunti pada Yudistira
Dampingi
Bima yang perkasa juga Arjuna
Bimbinglah
adik kembarmu, Sakula dan Sadewa
Nyaris kehilangan momentum, karena tiba-tiba koneksi menghilang sejenak. Membeku sejenak. Alhamdulillah bisa terkirimkan di penghujung waktu.
Ciri-ciri terserang Writer's Block adalah sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis. Kondisi seperti ini tidak hanya menimpa penulis pemula. Penulis professional pun dapat mengalaminya. Hal ini karena masalah WB ini umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen atau kompetensi menulis.
Waktu
seseorang dapat mengatasi WB tergantung
pada seberapa mampu penulis bangkit, Bisa dalam hitungan menit, jam, hari,
bulan, bahkan bertahun-tahun.
Kita dapat
segera terlepas dari WB bila kita sendiri mau menyadari penyebabnya. Dengan itu
kita dapat mencari solusinya.
Faktor-faktor
yang menyebabkan WB di antaranya adalah Kekurangan inspirasi.Penyebab lainnya
seperti pada gambar di bawah. Mencoba metode/topik baru, stress. Lelah fisik/mental
dan terlalu perfeksionis.
Bu Ditta pun
pernah mengalaminya yang diatasi dengan teguhkan komitmen dan mencari bahan bacaan
tambahan. Salah satu pemecahan kebuntuan adalah berkreasi membuat tulisan yang
penting sesuai dengan gambar atau tema.
Hal yang luar
biasa ketika dapat membuktikan bahwa kita mampu menghancurkan tembok yang
menghalangi untuk menulis. Salah satu cara lain untuk memutus WB adalah
mempelajari teknik tulisan dan banyak menulis.
Otak
dan tubuh kita bukan mesin.
Istirahatlah
sejenak ketika penat
Cari
ruang dan udara segar.
Lakukan
hal-hal yang membahagiakan.
refresh
kembali hati dan pikiran
Sehingga
kita bisa mendapat inspirasi baru.
Dita
Widya
Sukabumi,
30 Juli 2021
Dwi
Pratiwi
masya Allah bu dwi, akhir kata motivasi yang membangun energi positif
BalasHapusPantun nya patut di contoh. Merangkum Isinya patut ditiru
BalasHapusIya banget sih, kalau cape dan penat, istirahat. Penuhi hak tubuh kita. Terima kasih atas pengingat nya ya...
BalasHapusPantunnya selalu ngangenin. Lengkap n runtut ....👍
BalasHapusPantunnya selalu ngangenin..n closingnya huuu inspiratif,selamat selalu bunda....🌷
BalasHapusSingkat padat jelas
BalasHapusclosingnya puisi membunuh kebuntuan... keren buu..
BalasHapusLuar biasa sekali puisinya Bu Dwi. Walau sekarang sudah jarang ditemui, kisah Pandawa dengan segala sifatnya memang penuh hikmah.
BalasHapusResume yang singkat padat jelas. Keren.
Keren bun....sampai bingung mau ngomong apa...terus semangat Bun
BalasHapusKeren bu resume nya
BalasHapusClosing yang sangat bagus, benar sekali itu yang saya rasakan
BalasHapusPantinnya ikut bikin semangat terbakar bun ... cakeepp 👍👍
BalasHapusPantunnya ....haha...sorry 🙏
BalasHapusBersamaan dengan rasa mager itu datang Mom.
BalasHapusTernyata terserang wb.🌞
tiba-tiba Bu Ditta mengajak unuk memulai simulasi..