RESUME
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan : ke-1
Gelombang :20
Hari, tanggal : Senin, 12 Juli
2021
Waktu : 19.00 s.d.
21.00
Moderator : Aam Nurhasanah,S.Pd.
Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti,
M.Pd.
Judul : Menjadikan
Menulis sebagai Passion
Keinginan
menjadi penulis pernah muncul di usia belasan ketika masih duduk di bangku SMP
dan SMA. Pada masa itu memiliki mesin tik sudah menjadi sebuah kemewahan yang
dapat menghantarkan pada dunia menulis. Walaupun karya yang dihasilkan pada
waktu itu belum mendapatkan tempat. Usia pun beranjak dari belasan menjadi dua
puluhan, hasrat untuk menulis masih ada dan sempat mengikuti kelas menulis. Sama,
masih belum mendapatkan tempat untuk tulisan yang dihasilkan. Tentu semakin menyadari tentang hambatan-hambatan yang sering muncul, baik dari dalam diri maupun dari luar, seperti yang
disampaikan oleh Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. dalam Pelatihan Belajar Menulis
PGRI Gelombang 19 dan 20 dengan materi Menjadikan Menulis sebagai Passion. Ya, saya juga memiliki passion, tetapi belum kuat sekuat rantai
besi yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Kalau masalah alasan, tentu
tidak sedikit alasan yang bisa disampaikan.
Orientasi
memang sangat penting untuk meningkatkan motivasi menulis. Seperti halnya saya
memiliki semua orientasi dari orientasi menulis yang disampaikan, yaitu orientasi
material, eksistensial, personal, sosial dan spiritual. Tetapi, sampai beberapa
waktu lalu peran orientasi itu belum kuat untuk membuat langkah untuk mewujudkan
karya tulisan.
Beberapa poin
yang disampaikan berikutnya cukup menampar, karena poin-poin yang disampaikan merupakan
hal-hal yang sering disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mengembangkan keterampilan menulis siswa
sebagai guru Bahasa. Malu. Iya pasti. Poin-poin tersebut di antaranya
adalah kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendukung kegiatan menulis. Kegiatan
untuk membaca, berkolaborasi dalam diskusi, memperhatikan sekitar dan merasakan
kondisi yang terjadi, serta bersosialisasi yang mendukung keberhasilah tulisan.
Kenapa saya merasa malu? Jawabannya adalah saya terlalu fokus pada diri
sendiri. Pembelaannya adalah belum atau tidak memberikan waktu yang cukup untuk
fokus menulis. Seperti diketahui dalam kegiatan belajar kita mengkondisikan
siswa untuk mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi (memproses
informasi) dan mengomunikasikan. Guru mendorong siswa berhasil melewati tahapan
tersebut dan siswa berhasil mengomunikan hasil belajarnya.
Pembahasan materi yang menukik pada kesadaran dasar bahwa sebelum menulis pastikan dulu hal-hal yang perlu ditempuh agar dapat menghasilkan tulisan yang dapat diterima. Saya pun mengalami masalah yang sama dengan Bu Dominika dari Serpong Utara dan Bapak Mangatur Panjaitan. Begitulah, ketika tulisan mangkrak perlu nasihat dan tekad yang kuat untuk menyelesaikannya. Begitu pula ketika seringkali merasa memiliki ide yang menarik, tetapi berhenti di tengah jalan. Belajar adalah jalan untuk dapat menemukan jalan kembali, serta pengalaman menjadi guru terbaik agar tidak jatuh di tempat yang sama.
Banyak yang ingin menjadi penulis, seperti saya. Tetapi, berapa banyak yang masih seperti saya? Semoga prosentasenya menjadi lebih bnayak berkurang sejak menjamurnya pelatihan menulis di tanah air, seperti Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 20.
Awesome writing.. Inspiring
BalasHapusThanks. It's not easy to write 😀
HapusLanjutkan perjalanan kita.......saling menguatkan
BalasHapusKebayang nggak Bu. Waktu itu memakai mesin tik yang bunyinya cukup ramai😂
HapusSemangat Bu Dwi, semangat untuk kita semua.
BalasHapusIya Bu Nur. Harus jaga semangat dan stamina juga😂
HapusKuat ya ibu2 , sy baru selesai
BalasHapusThe power of Enak. Kalau nggak sekarang tak kadang jadi lupa🤭
HapusHm🤭🤭 maksudnya 'emak'🙏🏻
HapusBagus...bagus...semangat
BalasHapusTerima kasih untuk komentar yang sangat menyemangati 🙏
HapusSemangat...
BalasHapusMantap bu DWI semoga kita semakin pahami dan berhasil dalam menulis buku ya
BalasHapusAamiin. Dengan belajar bersama semoga pintu kemudahan terbuka dan berhasil menciptakan karya yang bermanfaat.
HapusYa Allah, bu... sama kita. Dulu jg sy nyoba nulis cerpen pake mesin ketik dan ga jadi2, haha.. Smoga dgn adanya alat yg canggih membantu kita utk berkarya.. Aamiin... Semangat bu
BalasHapusAamiin. Iya bu,tetap semangat juga.
BalasHapussemangat menulis
BalasHapusSemangat bu Dwi terima kasih sudah berbagi pengalamannya dengan gaya yang mudah dipahami. mantab
BalasHapus